Gunung Semeru adalah gunung berapi
tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya yang dikenal dengan nama
Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung
Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko.
Diperlukan waktu
sekitar lima hari untuk mendaki puncak gunung Semeru pergi-pulang, hal
ini tergantung kesiapan pendaki dan team.
Akses
Dapat
ditempuh lewat kota Malang atau Lumajang. Dari terminal Kota Malang naik
angkutan umum menuju desa Tumpang. Dilanjutkan dengan jeep atau
truk/pickup yang ada di belakang pasar terminal Tumpang dengan biaya
Rp400.000,00-Rp500.000 hingga Pos Ranu Pani.
Pertama kali harus
lapor di Gubugklakah untuk memperoleh surat izin, dengan perincian,
pasti nya akan kena biaya surat izin untuk maksimal 10 orang, biaya
karcis masuk taman per orang, dan biaya asuransi per orang.
Dengan menggunakan truk sayuran atau jeep perjalanan dimulai dari
Tumpang menuju Ranu Pani, desa terakhir di kaki semeru. Ada Pos
pemeriksaan, terdapat juga warung dan pondok penginapan. Bagi pendaki
yang membawa tenda dikenakan biaya dan apabila membawa kamera juga
dikenakan biaya per kameranya. Di pos ini pendaki bisa mencari porter
(warga lokal untuk membantu menunjukkan arah pendakian, mengangkat
barang dan memasak). Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di
Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni Ranu Pani (1 ha) dan
Ranu Regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.
Sesampai di gapura "selamat datang", jalan terus ke kiri ke arah bukit,
setelah berjalan sekitar 5 km menyusuri lereng bukit yang banyak
ditumbuhi bunga edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng.
Untuk menuju Ranu Kumbolo masih berjarak
sekitar 4,5 km. Di Ranu Kumbolo pendaki dapat mendirikan tenda. Juga
terdapat pondok pendaki (shelter). Terdapat danau dengan air yang bersih
dan memiliki pemandangan indah terutama di pagi hari dapat menyaksikan
matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung
belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14
ha.
Dari Ranu Kumbolo dengan mendaki bukit terjal, terdapat
pemandangan yang sangat indah di belakang ke arah danau. Di depan bukit
terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro
ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah,
padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di
Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap
wedus gembel.
Saat memasuki hutan cemara, terkadang akan
dijumpai burung dan kijang. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang. Pos
Kalimati berada di ketinggian 2.700 m, disini pendaki dapat mendirikan
tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi
hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.
Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan)
menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang
pergi. Di Kalimati dan di Arcopodo banyak terdapat tikus gunung.
Untuk menuju Arcopodo dibutuhkan waktu 1 jam dari Kalimati melewati
hutan cemara yang sangat curam. Pendaki juga dapat berkemah di Arcopodo,
dikarenakan kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor,
sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu.
Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m, Arcopodo adalah wilayah vegetasi
terakhir di Gunung Semeru, selebihnya akan melewati bukit pasir.
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, semua
barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian
menuju puncak dilakukan dinihari pukul 02.00 pagi dari Arcopodo, karena
siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas
beracun dari Kawah Jonggring Saloka.
Pendakian sebaiknya
dilakukan saat musim kemarau di bulan Juni, Juli, Agustus, dan
September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering
terjadi badai dan tanah longsor.
Di puncak Gunung Semeru (Puncak
Mahameru) pendaki disarankan tidak menuju kawah Jonggring Saloko,
selain itu dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas
beracun (Wedhus Gembel) dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru dapat
berkisar 4 - 10 derajat Celsius, sedangkan saat musim kemarau minus 0
derajat Celsius, sehingga dapat dijumpai kristal-kristal es. Cuaca
sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup
kencang, pada bulan Desember - Januari sehingga memungkinkan sering ada
badai.